NILAI-NILAI TRILOGI NUSA PUTRA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


 Perkenalkan nama saya Ichsan Tresna Rahayu, merupakan salah satu mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan Strata-1 di Universitas Nusa Putra, Program Studi Teknik Sipil Kelas TS20A Reguler dengan NIM 20200010052

Universitas Nusa Putra merupakan Universitas yang berlokasi di Kab. Sukabumi yang memiliki nilai-nilai keberagaman & keunggulan.

Little Step for Wide Vision merupakan simbol visi utama dari kampus dan tujuannya untuk menciptakan manusia yang cerdas, kreatif, inovatif serta religius yang tangguh untuk masa depan dunia yang lebih baik.


Universitas Nusa Putra memiliki 3 trilogi penting yaitu :

Amor Deus

(cinta kasih kepada Ilahi)


Amor Parentium

(cinta kasih kepada orang tua)


Amor Concervis

(cinta kasih kepada sesama)

  • Amor Deus (Cinta Kasih Tuhan)

Dikutip dari website nusaputra.ac.id menjelaskan cinta kasih Tuhan merupakan ”Sebagai anugerah cahaya insan Nusa Putra untuk tetap menjalankan syariat agama, beragama merupakan kebutuhan dan cinta kita kepada Tuhan, bukan lagi sebagai kewajiban.”

Saya sebagai muslim meyakini bahwa cinta kepada tuhan menjadi hal utama dan menjadi pondasi untuk kehidupan kita, ketika kita sudah berhubungan baik dengan tuhan, maka bisa dipastikan kita bisa berhubungan baik dengan makhluk ciptaan tuhan. Konsep dalam mencintai tuhan yaitu bagaimana manusia berhubungan dengan Sang Pencipta dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi larangannya. Cinta kasih kepada tuhan ini dilaksanakan melalui ibadah, hidup manusia di dunia pada hakikatnya adalah hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Pada nilai ini, hal yang saya lakukan untuk meningkatkan cinta saya kepada Allah SWT yaitu dengan terus belajar memperdalam ilmu agama, dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya


  •  Amor Parentium (Cinta Kasih Orang Tua)

Trilogi kedua yaitu cinta kasih kepada orang tua merupakan Sebagai kekuatan insan Nusa Putra untuk menjaga ajaran dan nilai-nilai luhur rasul, leluhur, kedua orang tua dan guru-guru kita serta orang orang soleh sebelum kita (Website nusaputra.ac.id). cinta terhadap orang tua merupakan cinta setelah cinta kepada Allah dan Rasulullah sehingga pengertian cinta terhadap orang tua itu sendiri bagaiman kita sebagai soerang anak bersikap baik dan mematuhi perintahnya dan tidak durhaka kepadanya. Tugas kita sebagai seorang anak yaitu patuh kepda orang tua, dan bagaimana caranya kita bisa membahagiakan mereka. Orang tua bagaimanapun keadannya, mereka selalu berusaha untuk kita anaknya.


  • Amor Concervis (Cinta Kasih Sesama)

Nilai trilogi yang ketiga yaitu cinta kasih sesama, mengutip dari website nusaputra.ac.id menjelaskan ”Sebagai pengikat insan Nusa Putra untuk menjalani hidup berdampingan secara damai dalam menyikapi setiap perbedaan, karena Tuhan berkehendak atas adanya perbedaan itu sendiri”.  

Dalam sebuah hadis menerangkan bahwa keimanan seseorang dapat dikatakan sempurna apabila ia bisa mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri, sepanjang dalam hal kebaikan. Saudara yang dimaksud disini tidak terbatas hanya saudara kandung, saudara seayah atau seibu, akan tetapi lebih luas lagi mencakup saudara sesama manusia. Dalam hal ini menurut saya selain kita harus tolong menolong antar sesama, hal lain yang paling penting dalam nilai cinta kasih pada sesama yaitu tetap menjaga tali siaturahmi, karena dengan hal ini kita bisa mengetahui bagaimana keadaan saudara kita dan kita bisa mempererat hubungan.

Trilogi Nusa Putra adalah Cinta kepada Tuhan, Cinta kepada Orang Tua, dan Cinta kepada Sesama Manusia. Setiap generasi tentu memiliki penafsiran berbeda mengenai cara dan memaknai kata ketiga cinta tersebut.

Generasi millenials, misalnya, adalah adalah generasi terbuka. Generasi millenials atau lazim disebut gen Y, tentunya memiliki penafsiran berbeda dengan generasi sebelumnya atau gen X dalam hal memaknai Cinta kepada Tuhan, Cinta kepada Orang Tua, dan Cinta kepada Sesama Manusia.“Contoh perbedaan paling sederhana antara gen Y dan X adalah dalam hal memaknai Cinta kepada Tuhan. Bagi gen X, mencintai Tuhan, pada masanya, identik dengan ibadah ritual seperti shalat dan membaca ayat-ayat suci AlQuran,” jelas Rektor Universitas Nusa Putra Dr. Ir. H. Kurniawan, M.Si., MM.,

Dengan demikian, pola dalam mendidik generasi millenials tentu berbeda dengan cara orang tua mendidik gen X dulu. “Walaupun syarat dan tata cara beribdahnya tetap sama, tetapi jika dulu gen X hanya diajarkan tata cara ibdah ritual ansich, sedangkan sekarang kita bisa melihat dari Youtube bagaimana pemeluk Kristen Ortodok Syiria melakukan ibadah ritual mirip gerakan shalat umat Islam.

Selain itu, jika gen X ini banyak memahami sejarah dan kemungkinan akan kemunculan isu SARA seperti saat ini yang mengakibatkan perpecahan.“Untuk itu yang harus kita lakukan adalah, pertama, dengan cara melaksanakan ibadah ritual sebagai bagian dari mencintai Tuhan itu sendiri. Contoh pola didik terhadap generasi X di atas adalah ibadah ritual yang dilakukan tanpa didasari Cinta kepada Tuhan, tetapi karena perasaan takut dosa dan masuk neraka,” jelasnya.

Kemudian kedua, bagaimana menjalin hubungn antara orang tua dengan anak dalam era millenial. Bagaimana mencintai orang tua sebagai bagain dari menjalankan perintah agama dan tradisi, di saat gen Y dihadapkan dengan kemajuan teknologi dan serbuan informasi yang masuk dari pelbagai penjuru.“Contoh paling mutakhir adalah kasus Bowo yang populer karena aplikasi TikTok yang menuai bully-an dari banyak orang. Tindakan persekusi ini muncul karena adanya pola pendekatan berbeda, sementara tradisi sudah banyak berubah. Padahal, dengan pola pendekatan berbeda, cara mencintai sesama manusia juga akan berubah. Bagaimana cara membangun simpati dan empati kepada sesama manusia, bagaimana kita diituntut mampu menilai perbedaaan antara kesengajaan dengan spontanitas,” papar Kurniawan.

Sedangkan ketiga, berkat cinta kasih sesama dengan, saat generasi millenials membuka Youtube menyaksikan tradisi-tradisi masyarakat di belahan negara lain, sehingga akan menimbulkan gesekan-gesekan budaya. “Dengan demikian,  di situlah peranan Trilogi Nusa Putra yakni, Cinta Kasih Ilahiyah, Orang Tua, dan Sesama itu harus dijaga. Agar generasi millenials tidak gagap, tidak kagetan, dan bijak menyikapi perubahan dan perbedaan karena hidup dilandasi kasih sayang.



Universitas Nusa Putra memiliki nilai-nilai luhur dalam perjuangannya mencapai visi dan misinya, yang disebut dengan Trilogi Nusa Putra yang harus dijunjung tinggi dan menjadi bagian dari kehidupan seluruh masyarakat Nusa Putra. Selengkapnya bisa diakses melalui

https://nusaputra.ac.id/tentang/nilai-nilai-luhur/


Semoga semua pembaca dan Universitas Nusa Putra terus berkembang dan menjadi terdepan


Komentar